Lalu pengertian Hiperseks itu?
Menurut dr. Boyke, Hiperseks adalah seks yang berlebihan,sehingga penderita Hiperseks dalam sehari semalam dapat melakukan
aktifitas seksual kurang lebih tujuh sampai delapan kali.
Apakah suami atau istri anda termasuk hiperseks?
Menurut dr. Dwiana Ocviyanti Sp.OG. frekuensi berhubungan seks berkaitan dengan lama pernikahan. Biasanya, pasangan pengantin baru lebih
sering berhubungan seks karena didorong rasa penasaran dan ingin mengeksplorasi gaya bercinta. Bisa jadi Anda dan suami ada pada tahap ini.
Tidak ada frekuensi hubungan seks yang dianggap normal atau tidak normal.
Ada pasangan yang berhubungan seks seminggu sekali, seminggu 3 kali, atau malah dua minggu sekali. Semuanya tidak masalah selama
masing-masing pihak merasa dipuaskan dan tidak mempermasalahkannya. Memberikan label hiperseks tidak bisa sembarangan, harus ada
pemeriksaan mendalam oleh ahlinya, yaitu psikiater atau seksolog. Jika Anda terganggu, komunikasikan dengan pasangan. Inti dari hubungan
yang sukses adalah komunikasi dan keterbukaan. Jika diperlukan, sebaiknya Anda dan suami segera mendatangi ahlinya.
Lalu bagaimana tanda-tanda hiperseks pada pria maupun wanita?
Hiperseks pada pria
Disebut satyriasis, disebabkan faktor fisik maupun psikis. Dari aspek fisik, salah satunya, peradangan di saluran kemih yang merangsang kerja
saluran tersebut sedemikian rupa hingga individu bersangkutan terkesan "haus" untuk selalu berintim-intim. Penyebab peradangan ini harus
segera ditemukan agar bisa dipastikan upaya penyembuhannya. Soalnya, bila tak segera diobati, dikhawatirkan peradangan tersebut akan
meluas menjadi peradangan di buah zakar. Tentu saja peradangan pada "pabrik" sperma ini akan berpengaruh pada hubungan seksual, di
antaranya mengganggu produksi hormon testosteron.
Sementara aspek psikis bisa berupa ketidaknyamanan dalam diri yang membuat kebutuhan akan kedekatan dengan pasangan meningkat tajam.
Tak tertutup kemungkinan ia menderita konsep diri yang sangat rendah hingga khawatir tak mendapat perhatian dari pasangan. Untuk
menutupi perasaan tak amannya, ia lantas berusaha keras menunjukkan keperkasaan di ranjang sebagai satu-satunya kelebihan yang ia miliki.
Atau sebaliknya, membangun "pertahanan" dengan kecurigaan berlebih, semisal mencurigai pasangan ada main dengan orang lain, tapi ia tetap
menuntut aktivitas berintim-intim lebih sering dari biasanya.
Penyebab lain, aktivitas berintim-intim dijadikan satu-satunya cara berkomunikasi karena merasa tak mampu membuka diri atau menjalin
komunikasi dengan baik. Bisa pula karena terbiasa memanfaatkan aktivitas berintim-intim sebagai sarana pelepas ketegangan, seperti yang
kerap terjadi pada pekerja-pekerja yang bidang pekerjaannya dirasa memiliki tingkat stres amat tinggi. Atau, lantaran tak terpenuhinya
keinginan atau harapan seksual yang bersangkutan.
Ketidakpuasan atau bahkan ketiadaan aktivitas yang satu ini kemudian menimbulkan masalah-masalah psikologis, seperti gelisah terus-menerus,
susah tidur, dan cenderung marah-marah tanpa sebab. Ketidakjelasan kondisi psikis ini akan menyeretnya untuk terus mencari dan mencari
kepuasan seks.
Sayangnya, upaya pencarian akan pemenuhan kebutuhan seksual tersebut kerap ditempuh lewat jalur-jalur di luar ketentuan masyarakat,
semisal dengan "jajan" atau malah berselingkuh. Hingga, kondisi ini kemudian memunculkan ciri hiperseks selanjutnya, yaitu promiscuity atau
kecenderungan berganti-ganti pasangan. Ia menempuh cara tersebut lantaran menganggap pasangannya tak bisa melayaninya lagi, atau malah
"kasihan" pada pasangan.
Hiperseks pada wanita
Disebut nymphomania, disebabkan sepenuhnya oleh faktor psikis. Salah satunya berakar pada penyimpangan sewaktu usia balita sampai remaja,
semisal menyaksikan bagaimana ibunya kerap dipukuli atau disiksa ayahnya. Berbekal pengalaman buruk inilah, semasa dewasa ia merasa butuh
pendamping yang berbeda atau lebih baik dari ayahnya. Namun dalam pencarian itu, ia tak bisa menemukan nilai-nilai kebaikan pada satu
orang, hingga bergaullah ia dengan banyak orang untuk mencari dan terus mencari orang yang dirasa pas.
Padahal, pria yang diidamkan takkan pernah kunjung datang. Bukankah untuk menemukan orang yang sama persis atau malah bertolak
belakang sungguh tak mudah? Selalu akan ada saja satu atau dua pria yang memenuhi kriteria fisik, tapi kepribadiannya meragukan. Atau
secara aspek kepribadian cocok, tapi aspek lain tak cocok. Ketidakcocokan ini menimbulkan sederet ketidakpuasan yang mendorongnya mencari
dan terus mencari, hingga akhirnya membentuk semacam kebiasaan pada tubuh.
Celakanya, kalau ia sudah terpengaruh atau minimal mengenal hubungan seks, kebiasaannya untuk berganti-ganti pasangan makin
membuatnya nyandu atau ketagihan seks. Sama halnya dengan kebiasaan merokok yang bisa menyebabkan ketagihan. Bukan semata-mata
karena nikotin, melainkan pola kebiasaan itu sendiri. Hingga, kala harus berhenti merokok akan sulit sekali dilakukan. Minimal ia akan tetap
pegang rokok meski tak diisap, atau tetap diisap tanpa harus dinyalakan. Bisa pula hubungan seks ini dipakai sebagai senjata untuk "memancing"
pria yang semula dianggapnya sebagai pria idaman. Hingga bisa dikatakan, dorongan seks yang berlebihan sebetulnya merupakan pemuasan
kejiwaan belaka.
Kasus serupa bisa pula dialami pria. Misalnya, si Buyung melihat bapaknya sering dilecehkan hingga akhirnya dia berusaha membalas dendam
pada wanita dengan menyetubuhi siapa saja hanya untuk dicampakkan begitu saja. Hingga gonta-ganti pasangan dijadikan sarana untuk
mencari kenikmatan psikis yang bisa memuaskan nafsu balas dendamnya.
Selain frekuensi hubungan seks yang sangat tinggi, harus diperhatikan ada-tidaknya ciri promiscuity, sebelum mencurigai pasangan menderita
hiperseks. Maka, bila benar salah satu dari pasangan menderita hiperseks, Anda harus minta bantuan ahli. Bagaimanapun, kualitas berintim-
intim pada suami-istri yang salah satunya menderita hiperseks, tak sebagus dengan yang dilakukan atas dasar sukarela atau suka sama suka.
Komentar
Posting Komentar
Jikalau ada saran dan kritik,silahkan Sobat memberikan komentar.Komentar yang mengandung SPAM takkan dipublikasikan.
Terima kasih atas kunjungannya.